.

.

.

.

.

.

.

.

Friday, May 9, 2014

Jenis-jenis kesalahan saat instalasi sistem operasi


Kerusakan master boot record atau tabel partisi

Hard disk terdiri atas MBR (Master Boot Record), tabel partisi lalu diikuti oleh partisi-partisi sejumlah yang dibuat oleh user. Kerusakan pada MBR dan/atau tabel partisi bisa menyebabkan sistem operasi tidak bisa di-boot atau satu atau lebih partisi terlihat seperti hilang. Hal ini hanya “kelihatannya” karena sebenarnya par­tisi dan data di dalamnya masih ada. Penyebab kerusakan MBR bisa bermacam-macam. Misalnya, saat Anda meng-­install Windows setelah Anda meng-ins­tall Linux, sehingga sistem Windows saja yang bisa di-boot. Contoh lainnya  bisa juga saat Anda melakukan suatu kecerobohan saat menjalankan perintah:
# dd if=/dev/zero of=/dev/sda bs=1 count=512
Perintah di atas akan melakukan penulisan angka 0 (nol) sebanyak 512 byte mulai dari sektor pertama hard disk kita. Ini adalah lokasi tempat MBR dan tabel partisi diletakkan. Secara visual, pesan kesalahan yang mungkin muncul di layar monitor akibat permasalahan semacam ini adalah sebagai berikut.

FATAL: No bootable device

Untuk mengatasi masalah tersebut, masukkan CD System Rescue ke drive CD/DVD. Tekan [Enter] saat muncul layar pembuka agar System Rescue bisa memulai proses booting seperti layaknya sistem Linux pada umumnya. Begitu tampil prompt, bersiaplah memulai proses pe­nyelamatan. Pertama, kita jalankan program Testdisk untuk mengembalikan tabel partisi. Ketik pada prompt: (catatan: prompt pada System Rescue CD menggunakan tanda “%”) root@sysresccd /root % testdisk Akan nampak tiga pilihan, yaitu Crea­te, Append, dan No Log. Opsi Create dipilih untuk menciptakan file log baru. File ini sebenarnya berisi catatan prosedur-prosedur yang dilaksanakan selama proses recovery partisi. Pada layar berikutnya akan ditanyakan nama device hard disk yang akan dianalisis. Dalam hal ini, penulis memilih /dev/sda karena targetnya adalah hard disk primary master. Apabila Anda memiliki lebih dari satu hard disk, pastikan terlebih dahulu nama hard disk yang dipilih benar yang ingin di-recover. Hal ini bisa dicek sebelumnya di shell misalnya dengan pe­rintah:
Siap digunakan saat booting Beberapa fungsi dalam System Rescue CD bisa langsung Anda jalankan, saat sistem Linux masuk salah satu tahapan booting.% dmesg| grep -C 2 ‘[sh]d[a-z]’ scsi 0:0:0:0: Direct-Access     ATA      QEMU HARDDISK 0.10 PQ: 0 ANSI: 5 sd 0:0:0:0: [sda] 10485760 512-byte logical blocks: (5.36 GB/5.00 GiB) Dari output di atas jelas terlihat bahwa ada satu hard disk  (sda) berukuran 5 GB. Setelah Anda memilih nama device dan menekan [Enter], layar berikutnya akan menampilkan informasi jumlah sektor yang terdeteksi. Pilih Continue karena layar ini sekadar informasi saja. Pada layar berikutnya, Anda akan ditanyakan mengenai jenis format partisi. Kebanyakan dari kita menggunakan sistem IBM PC Compatible. Jadi, pilihlah Intel. Namun, jika Anda menggunakan format lain, misalnya hard disk Mac, Anda perlu memilih tipe yang sesuai. Tekan [Enter] untuk menuju layar berikutnya. Sekarang Anda bisa memulai tahap recovery sebenarnya. Pilih Analyse lalu tekan [Enter]. Layar berikutnya akan menampilkan daftar partisi yang ditemukan. Tentu saja saat ini masih kosong. Pilih menu Quick Search dan tekan [Enter] sekali lagi. Akan muncul dialog yang menanyakan apakah Anda akan memperbaiki partisi yang dibuat oleh Windows Vista. Apabila memang ada partisi yang ada buat lewat Vista, jawab  dengan Y. Untuk ilustrasi, penulis memilih N karena dianggap semua partisi dibuat oleh sistem Linux. Proses deteksi akan dimulai dan hasilnya adalah seperti berikut ini. Disk /dev/sda – 5368 MB / 5120 MiB – CHS 652  255  63 Partition  Start End Size in sectors * Linux           0        1    1  318 254 63 5124672 [/] Linux Swap      319      0    1  383 254 63 1044225 Linux LVM       384      0    1  416 254 63 530145 Linux LVM       417      1    1  449 254 63 530082 Linux LVM       450      1    1  482 254 63 530082 Luangkan waktu beberapa saat untuk mengecek temuan Testdisk. Pilih tiap-tiap partisi yang ditemukan, lalu lihat keterang­an di baris terbawah layar. Di sana akan terlihat format file system (jika sudah diformat) beserta ukurannya. Contohnya, untuk partisi pertama didapatkan informasi: EXT3 Large file Sparse superblock, 2623 MB / 2502 MiB Masih kurang yakin? Anda bisa melihat file-file apa saja yang tersimpan di dalam partisi tersebut. Sorot partisi yang diinginkan dan tekan [P]. Kini Anda bisa melihat struktur file dan direktori di da­lamnya. Setelah selesai, tekan [q] dan Anda akan kembali ke layar daftar partisi. Setelah Anda yakin semua partisi telah ditemukan, tekan [Enter]. Layar berikutnya akan menanyakan apakah akan dilakukan pencarian lebih teliti lewat Deep­er Search atau langsung menuliskan daftar partisi ke hard disk. Di sini diasumsikan penulisan langsung dilakukan ke hard disk, sehingga dipilih Write. Pada layar konfirmasi, tekan [Y] dan penulisan akan dilakukan. Akan muncul pesan yang meminta Anda melakukan reboot komputer. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan BIOS dan sistem operasi Anda membaca tabel partisi yang tadi baru saja ditulis. Kembali ke menu utama, pilih Quit. Lakukan reboot lewat prompt shell de­ngan mengetik: % reboot Keluarkan CD System Rescue dan biarkan hard disk di-booting. Bagaimana hasilnya? Mungkin saja tidak tampak tampilan menu bootloader, seperti GRUB atau LILO, dan sistem masih belum bisa di-boot. Jadi, apa yang kurang? Program Testdisk hanya mengembalikan tabel partisi yang terhapus, tetapi tidak mengembalikan instalasi bootloader seperti sedia kala. Untuk itu, kali ini kita perlu menuliskan program loader kembali ke MBR. Ada beberapa cara, dan kali ini akan dibahas salah satunya yang relatif praktis. Booting kembali System Rescue Linux dan prompt awal, ketik perintah grubdisk. Akan muncul pilihan awal kurang lebih seperti ini: Boot Ubuntu Gnu/Linux AUTO MAGIC BOOT Pilih Auto Magic Boot. Program akan mendeteksi daftar sistem operasi yang bisa di-booting. Pada kasus penulis, layar akan menampilkan: Boot Ubuntu Gnu/Linux AUTO MAGIC BOOT Linux 2.6.18-128.el5 Linux 2.6.18-128.el5 (single-user mode) Other OS Ini sudah sesuai dengan entry yang penulis harapkan. Hasil yang Anda dapatkan tentunya bisa berbeda. Di sini, penulis memilih Linux 2.6.18-128.el5 dan menekan [Enter] untuk masuk ke sistem Cent­OS. Apabila tidak ada masalah, booting akan berjalan normal sampai dengan muncul layar login, entah itu di mode teks atau grafis. Masukkan user dan password dari root. Dari prompt, ketik:
Gagal booting Pesan seperti ini bisa menandakan bahwa Master Boot Record mengalami kerusakan.# grub-install /dev/hda Apabila tidak ada masalah, akan tampil lapor­an seperti berikut ini. Installation finished. No error reported. This is the contents of the device map /boot/grub/device. map. Check if this is correct or not. If any of the lines is incorrect, fix it and re-run the script ‘grub-install’. # this device map was generated by anaconda (hd0)     /dev/hda Kali ini digunakan nama device hda karena CentOS mendeteksi hard disk dengan nama berbeda. Untuk mengetahuinya, gunakan perintah dmesg sama seperti saat kita menentukan nama hard disk yang menjadi target operasi Testdisk. Sekarang Anda tinggal me-reboot komputer sekali lagi. Pastikan booting dilakukan dari hard disk…dan sim salabim!. Menu GRUB telah kembali dan Linux kembali bisa dibooting dengan normal! Kegagalan mount akibat kerusakan superblock Biasanya kegagalan seperti ini tidak terlalu jelas. Misalnya, Anda melakukan operasi mount, bisa muncul output seperti berikut ini. # mount -v /dev/sda1 /mnt/disk mount: you didn’t specify a filesystem type for /dev/ sda1 I will try all types mentioned in /etc/filesystems or /proc/filesystems Trying # Trying #vfat Trying fuseblk mount: you must specify the filesystem type Atau jika partisi yang dimaksud adalah partisi yang ditempati oleh file-file bootloader (GRUB dalam hal ini), bisa jadi Anda mendapat pesan saat booting seperti berikut ini. Booting from Hard Disk… GRUB Loading stage1.5. GRUB loading, please wait… Error 17 Ini adalah tanda-tanda adanya ketidakberesan pada struktur filesystem. Kenapa ini bisa terjadi? Superblock adalah sektor-sektor pada suatu disk yang berisi informasi mengenai suatu partisi, misalnya kapan terakhir kali partisi di-mount, jumlah inode, keterangan lokasi data, dan seterusnya. Superblock juga merupakan area yang dibaca oleh program “mount” saat proses mounting. Jadi, jika terjadi corrupt pada sebagian atau keseluruhan isi superblock, bisa ditebak proses mount akan gagal. Alhasil, keseluruhan filesystem gagal diakses. Untuk meyakinkan akar masalah, boot System Rescue CD dan lakukan pe­ngecekan dengan perintah fsck: % fsck -p /dev/sda1 fsck from util-linux-ng 2.16.1 fsck.ext2: Bad magic number in super-block while trying to open /dev/sda1 /dev/sda1: The superblock could not be read or does not describe a correct ext2 filesystem.  If the device is valid and it really contains an ext2 filesystem (and not swap or ufs or something else), then the superblock is corrupt, and you might try running e2fsck with an alternate superblock: e2fsck -b 8193 <device> Adanya pesan di atas membuktikan bahwa ada suatu masalah di superblock. Jalankan ulang perintah fsck seperti berikut untuk mencoba membenahinya: % fsck.ext3 -b 8193 /dev/sda1 e2fsck 1.41.9 (22-Aug-2009) fsck.ext3: Bad magic number in super-block while trying to open /dev/sda1 Gagal lagi! Penyebabnya sangat dimungkinkan karena kita salah memberikan posisi superblock cadangan lewat parameter -b. Sebagai catatan, file system seperti ext3 menyimpan beberapa superblock cadangan pada posisi sektor-sektor tertentu. Sekarang tugas kita adalah mencoba mencarinya. % mkfs.ext3 -j -n /dev/sda1 mke2fs 1.41.9 (22-Aug-2009) Filesystem label= OS type: Linux Block size=4096 (log=2) Fragment size=4096 (log=2) 160320 inodes, 640584 blocks 32029 blocks (5.00%) reserved for the super user First data block=0 Maximum filesystem blocks=658505728 20 block groups 32768 blocks per group, 32768 fragments per group 8016 inodes per group Superblock backups stored on blocks: 32768, 98304, 163840, 229376, 294912 Opsi -n mengatur agar perintah mkfs melakukan simulasi, jika seandainya terjadi operasi format yang sebenarnya. De­ngan demikian, Anda tidak perlu khawatir data akan hilang (tentu saja, jangan lupa menuliskan opsi -n). Angka yang dicetak tebal adalah posisi sektor yang kita cari. Kita lakukan sekali lagi fsck: % fsck.ext3 -b 32768 -p /dev/sda1 Opsi -p dipakai agar fsck melakukan perbaikan secara otomatis tanpa banyak menanyakan konfirmasi ke user. Akan muncul rentetan output semacam ini: /: Inode 546969, i_blocks is 576, should be 568.  FIXED. /: Inode 546971, i_blocks is 1280, should be 1272. FIXED. /: Inode 546974, i_blocks is 1792, should be 1784 .  FIXED. Dan kemungkinan diakhiri dengan: /: UNEXPECTED INCONSISTENCY; RUN fsck MANUALLY. (i.e., without -a or -p options) Kita ulangi sekali lagi perintah fsck, tetapi tanpa parameter apapun: % fsck /dev/sda1 Jika Anda menghadapi banyak pertanyaan yang menuntut Anda mengetik y (setuju), Anda bisa mempercepat proses dengan menekan [Ctrl]+[C] untuk menghentikan proses cek. Lalu, gu­nakan opsi -y pada perintah fsck agar semua pertanyaan langsung disertakan dengan ‘y’.
Recover tabel partisi dengan testdisk Partisi hard disk hilang? Program Testdisk mungkin dapat menemukannya (menyelamatkannya) kembali.

Recovery data pada bad sector

Hard disk yang sudah berumur atau memiliki cacat dari pabrik, lambat laun akan memiliki bad sector (sektor rusak). Secara singkat, bad sector bisa diibaratkan lubang pada jalan raya. Hal ini mengakibatkan penyimpanan data menjadi tidak sempurna atau kadang data menjadi tidak bisa diakses sama sekali. Dalam ke­adaan ini, Anda punya beberapa alternatif tindakan, tetapi biasanya yang paling banyak disarankan adalah melakukan penduplikasian data ke hard disk berbeda atau media penyimpanan lain secepatnya. Mengapa demikian? Ada dua alasan: ->Apabila kita menyalin ke disk yang sama (sekalipun beda partisi), dikhawatirkan akan muncul bad sector juga cepat atau lambat. Dengan kata lain, hard disk yang memiliki suatu bad sector dianggap potensial untuk memiliki kasus serupa di sektor yang lain. ->Tidak ada jaminan bahwa proses perbaikan bad sector akan berjalan 100% tanpa kesalahan. Bisa saja selama perbaikan, data justru menjadi makin tidak terselamatkan. Dengan begitu, Anda bisa saja kehilangan data lebih banyak. Penulis menyarankan untuk menyiapkan hard disk baru dengan ruang kosong minimal sama dengan besarnya partisi yang akan diselamatkan datanya. Pasang hard disk ini pada sambungan kabel IDE atau SATA yang kosong, atau bisa juga diset sebagai slave. Usahakan melakukan pe­masangan komponen komputer dengan meminimalkan listrik statis, misalnya dengan menggunakan gelang antilistrik statis. Setelah hard disk kedua terpasang, boot System Rescue Linux hingga prompt muncul. Kita anggap di sini partisi yang bermasalah adalah /dev/sda1, sementara backup dilakukan pada /dev/sdb1 yang kita mount sebagai /mnt/backup. Program yang akan kita pakai adalah perintah ddrescue seperti berikut ini. % mount /dev/sdb1 /mnt/backup % ddrescue -S -d /dev/sda1 /mnt/backup/backup.img Press Ctrl-C to interrupt rescued:     2623 MB,  errsize:       0 B,  current rate :   29491 kB/s ipos:     2623 MB,   errors:       0,    average rate: 14557 kB/s opos:     2623 MB,     time from last successful read: 0 s Finished Di sini digunakan dua opsi: -S untuk menghasilkan sparse file, yaitu suatu file yang memiliki “lubang”. Dengan cara ini, ukuran file sebenarnya bisa lebih kecil dari ukuran partisi yang diselamatkan karena data ditulis hanya sebesar data yang diselamatkan. -d untuk melakukan pembacaan secara direct access. Apa maksudnya? Pembacaan data akan dilakukan dengan mengabaikan beberapa mekanisme tertentu di filesystem, khususnya caching. Hasilnya pembacaan relatif selesai lebih cepat dan data yang dibaca bisa digaransi langsung berasal dari fisik disk. Hasilnya adalah suatu file image yang berisi data-data Anda. Ini bisa dibuktikan dari perintah file: % file /mnt/backup/backup.img /mnt/backup/backup.img: Linux rev 1.0 ext3 filesystem data (large files) Tipe filesystem tentunya akan sesuai dengan format yang Anda pakai, jadi bisa saja ini berupa reiserfs, XFS, FAT32 dan seterusnya. File ini lalu bisa Anda mount untuk mengakses data-data di dalamnya: % mkdir /mnt/test % mount -o loop /mnt/backup/backup.img /mnt/test Mungkin tidak semua file bisa terbaca dengan baik di dalam direktori /mnt/test. Ini adalah risiko, tetapi ini lebih baik daripada data tidak bisa dibaca sama sekali. Terakhir, kita coba perbaiki disk kita yang berisi bad sector: % fsck -cc -k /dev/sda1 Pengecekan pada dasarnya dilakukan de­ngan melakukan proses baca tulis (opsi -cc) tanpa merusak data yang ada. Opsi -k akan mengatur perintah fsck melakukan update daftar bad sector (jika ada) di meta­data file system. Hal ini akan mencegah penulisan data di masa depan pada sektor yang sama. Namun, jika bad sektor sudah sedemikian banyaknya, disarankan untuk tidak lagi memakai disk tersebut.


sumber : http://dea.meximas.com/tugas-sistem-operasi/jenis-jenis-kerusakan-saat-instalasi-sistem-operasi-open-source/

pengertian dan fungsi Hub


Hub merupakan perangkat keras yang sangat penting dalam jaringan komputer, Hub sangat mempengaruhi proses koneksi antar komputer sehingga jika Hub mengalami kerusakan maka seluruh jaringan komputer akan terputus dan terganggu.
Hub berfungsi sebagai peragkat keras penerima sinyal dari sebuah komputer dan merupakan titik pusat yang menghubungkan ke seluruh komputer dalam jaringan tersebut. Hub juga berperan sebagai penguat sinyal kabel UTP, konsentrator dan penyambung. Berdasarkan fungsinya Hub dibedakan menjadi 2 macam yakni:


  1. Hub pasif merupakan hub yang berfungsi sebagai pemmisah atau pembagi jaringan, akan tetapi tidak melakukan penguatan sinyal sehingga hub ini tidak membutuhkan tenaga listrik tambahan.
  2. Hub Aktif berfungsi sebagai penghubung jalur secara fisik dan penguat sinyal dalam jaringan, Akan tetapi Hub aktif membutuhkan tenaga listrik tambahan untuk bisa bekerja.

pengertian dan fungsi switch


 





Switch pada dasarnya mempunyai fungsi seperti hub yaitu sebagai pembagi sinyal dan penguat sinyal pada jaringan komputer akan tetapi switch lebih cerdas dari pada hub karena Switch dapat mengenali alamat data yang harus ditransmisikan dan mampu mengatur lalu lintas data dalam jaringan secara lebih baik dibandingkan dengan Hub.

Switch merupakan titik percabangan dari proses transfer data sehingga jika switch mengalami masalah maka seluruh koneksi jaringan dan proses transfer data akan terganggu. Switch biasanya memiliki banyak port yang akan menghubungkan ke jaringan komputer dan port - port tersebut akan berhubungan dengan konektor RJ 45.

Pengertian dan fungsi Bridge









Bridge jaringan adalah sebuah komponen jaringan yang digunakan untuk memperluas jaringan atau membuat sebuah segmen jaringan. Bridge jaringan beroperasi di dalam lapisan data-link pada model OSI. Bridge juga dapat digunakan untuk menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda, seperti halnya antara media kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) dengan kabel serat optik atau dua buah arsitektur jaringan yang berbeda.

BRIDGE berfungsi untuk membagi sebuah jaringan hingga menjadi dua buah jaringan . BRIDGE mengatur informasi diantara kedua sisi network agar dapat berjalan dengan teratur .

Pengertian dan fungsi Repeater

 
 
Repeater adalah suatu alat yang berfungsi memperluas jangkauan sinyal WIFI yang belum tercover oleh sinyal dari server agar bisa menangkap sinyal WIFI. Perangkat Repeater harus 2 alat, yakni untuk menerima sinyal dari server (CLIENT) dan untuk menyebarkan lagi sinyal Wifi (accespoint)
Fungsi Repeater
  • Untuk mengover daerah-daerah yang lemah sinyal dari Server (pemancar)
  • Untuk memperjauh sinyal dari Server (pemancar)
  • Untuk mempermudah akses sinyal Wifi dari Server

Pengertian dan fungsi Router


Router merupakan perangkat jaringan yang bekerja pada OSI Layer 3, Network Layer. Pada layer ini sudah dikenal pengalamatan jaringan menggunakan IP Address, dan router ini berperan penting sebagai penghubung/penerus paket data antara dua segmen jaringan atau lebih.

Router berfungsi utama sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Perbedaannya dengan Switch adalah kalau switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).

konfigurasi samba

Samba 
merupakan aplikasi UNIX yang memanfaatkan protocol SMB (ServerMessage Block). Sebagian system operasi memanfaatkan SMB dalam komunikasiclient-server-nya, termasuk memungkinkan berkomunikasi mesinLinux Windows dengan dan OS/2. menggunakan Samba mesin
Windows/Dos maupun OS/2.Samba dapat digunakan untuk :
§ Menghubungkan setiap mesin Unix (termasuk Linux ) dengan mesin
Dos/Windows.
§ Menempatkan mesin Unix (Linux) sebagai Primary Domain Controller
sebagaimana yang dilakukan oleh Windows NT/2000 Server.
Samba juga dapat digunakan untuk:
§ Berbagi (share) file dan printer pada semua komputer yang terhubung ke
jaringan.
§ Membantu pengguna browsing di network neighborhood.
§ Memberikan otentikasi kepada setiap klien yang login kedalam domain
pada suatu jaringan.
Struktur File Konfigurasi

[global]
workgroup = “Isikan Nama Work Group”
domain logons = “Yes/No”
preferred master = “Yes/No”
domain master = “Yes/No” 
dns proxy = “Yes/No”
winbind use default domain = “Yes/No”
guest ok = “Yes/No”
[Share]
path = “Isikan Path file yang akan di share”
read only = “Yes/No”
browseable = “Yes/No”
create mask = 0600
[printers]
comment = All Printers
path = “Isikan Path printer”
printable = “Yes/No”
browseable = “Yes/No”
Masing masing label di atas ditandai dengan kurung siku (tanda [ dan ]).
Masing masing label memiliki satu bagian. Ada dua kategori bagian-bagian
tersebut, yaitu kategori global dan kategori share. Kategori global didefinisikan
dengan label [global], sedangkan semua bagian yang lain masuk ke dalam
kategori share
[global]
bagian ini mendefinisikan sedikit variabel yang akan samba
gunakan untuk menetapkan sharing untuk semua sumber daya.
  
[share]
mendefiniskan akses direktori atau file yang akan di sharing melalui samba server.
[printer]
bagian yang di gunakan untuk mendefinisikan printer sharing
Berikut bagian yang digunakan untuk mendefiniskan printer sharing. ini merupakan pilihan yang bisa di konfigurasi untuk memaksimalkan samba server
1. workgroup menunjukan workgroup atau domain dari jaringan
2. server string Memberikan Keterangan atau menunjukan deskripsi dari
server.
3. host allow
memberi batasan pada mesin, alamat-alamat IP mana saja yang di izinkan untuk mengakses server samba
4. socket options
Memberikan pilihan untuk kecepatan akses
5. interface
Menunjukan IP interfaces mana saja di server samba yang
interfaces
di beri hak mengakses server samba
6. remote browse sync
berguna untuk sebuah jaringan yang kebetulan ada server
windows NT di dalamnya.
7. remote announce
Memberikan alamat IP tempat server Samba akan mengumumkan daftar resource yang di miliki
8. local master
menunjukan apa kita ingin menjadikan server samba sebagai master browser di dalam subnet kita
9. os level
Merupakan angka dari 0-255 yang menentukan level server samba kita.
10. domain master
menunjukan apakah di dalam domain windows NT kita, server samba akan menjadi domain master server.
11. prefered master
Menentukan apalah server samba kita selalu menjadi master
browser
12. domain logos
Merupakan konfigurasi untuk menentukan apakah kita ingin menjadikan server samba kita sebagai Primary Domain Controler (PDC)
13. security
opsi ini mempengaruhi cara samba dan kliennya berinteraksi dan merupakan salah satu faktor terpenting dalam smb.conf
Aplikasi samba biasanya dijalankan di daemon. Dua aplikasi utamanya adalah:
1. smbd
Daemon yang memberikan layanan berbagi file dan printer dalam sebuah jaringan yang menggunakan protocol SMB. Smbd juga memberikan otentikasi dan otorisasi bagi klienya
2. nmbd
Daemon yang memanfaatkan Windows Internet Name Service’(WINS), dan membantu klien untuk browsing di network neighbourhood
 
Selain 2 daemon utama tadi, aplikasi samba juga mempunyai beberapa program
pendukung yaitu :
1. smbclient
klien dengan tampilan mirip ftp untuk mengakses SMB resource share
2. smbtar
Program yang mem-back-up data yang dishare. Mirip tar di Linux.
3. nmblookup
Program yang membantu mencari nama (names lookup) dengan memanfaatkan NetBios over TCP/IP. Nmblookup dapat digunakan
untuk meresolve dari nama komputer ke nomer IP dan sebaliknya
4. smbpasswd
Program yang memungkinkan administrator mengatur password yang terenskripsi yang dipergunakan oleh samba server
5. smbstatus
program yang meminitor status terakhir dari share resources yang diberikan oleh service samba
6. testparm
Program kecil untuk melakukan proses debug (memeriksa parameter) terhadap file konfigurasi samba (smb.conf) 
7. swat
Samba Web AdministrationTool, program Bantu yang memberikan interface model web untuk mengadministrasi Samba. SWAT yang mempermudah edit smb.conf (file konfigurasi samba) mengatur resource share, melihat status samba terakhir, dukungandukungan file help yang sangat bermanfaat. dengan dukungandukungan file help yang sangat bermanfaat.
 
Langkah Percobaan
Konfigurasi file smb.conf yang ada di direktori /etc/samba/smb.conf
[global]
workgroup = STMIK-AMIKOM
server string = Samba Server/NT-PDC
security = user
log file = /var/log/samba.%m
max log size = 50
logon script = scripts/%U.bat
domain logons = Yes
os level = 65
preferred master = Yes
socket options = TCP_NODELAY
domain master = Yes
dns proxy = No
ldap ssl = no
guest ok = Yes
[netlogon]
comment = Network Logon Service
path = /usr/local/samba/lib/netlogon
guest ok = no
writable = no
share modes = no
[printers] 
comment = All Printers
path = /var/spool/samba
printable = Yes
browseable = No
[share]
Comment = Siapa saja boleh corat coret disini
path = /tmp
public = yes
read only = No
browseable = Yes
[justicedir]
comment = Ruangan pribadi Hari Sudibyo
path = /home/justice
valid users = justice
public = no
writable = yes
printable = no
Tes Konfigurasi dengan testspram


root@JustICE:~ # testparm /etc/samba/smb.conf
Load smb config files from /etc/samba/smb.conf
Processing section "[netlogon]"
Processing section "[printers]"
Processing section "[share]"
Processing section "[justicedir]"
Loaded services file OK.
Server role: ROLE_DOMAIN_PDC
Press enter to see a dump of your service definitions
Buat direktori baru untuk server
Untuk user yang pertama ini, merupakan user yang tidak memiliki home
direktori, dan shell di Linux., tapi dapat digunakan sebagai user yang dijinkan
mengakses samba server. Dengan syarat, dalam file konfigurasi smb.conf, ada
satu direktori yang diperkenankan untuk diakses oleh siapa saja (public = yes –
lihat di [share]), bisa juga user guest.
root@JustICE:~ # useradd hari -d /dev/null -s /bin/false
root@JustICE:~ # smbpasswd -a hari
New SMB password:
Retype new SMB password:
Added user hari.
User Kedua, merupakan user biasa yang biasa ada di sistem operasi Linux
dan untuk membuat user ini dapat menggunakan adduser, dalam contoh ini
digunakan useradd.
root@JustICE:~ # useradd justice -s /bin/bash -d /home/justice/
-g users -c "Hari Memang Keren"
root@JustICE:~ # mkdir /home/justice
root@JustICE:~ # chown -R sambal.users /home/sambal/
root@JustICE:~ # passwd justice
Changing password for justice
Enter the new password (minimum of 5, maximum of 127 characters)
Please use a combination of upper and lower case letters and
numbers.
New password:
Bad password: too simple.
Warning: weak password (enter it again to use it anyway). 
New password:
Re-enter new password:
Password changed.
root@JustICE:~ # smbpasswd –a justice
New SMB password:
Retype new SMB password:
Added user justice.
Buat Pengenal Nama Computer Client Di Server

root@JustICE:~# useradd -d /dev/null -s /bin/false jarkom1$
root@JustICE:~# smbpasswd -a -m jarkom1
Added user jarkom1$.
Mengaktifkan service samba
Untuk cukup dengan menjalankan perintah
etc/rc.d/init.d/smb start
(RedHat)
/etc/rc.d/init.d/smb stop
/etc/init.d/samba start
(Debian)
/etc/init.d/samba stop
/etc/rc.d/rc.samba start
(Slackware)
/etc/rc.d/rc.samba stop
  
Untuk beberapa kasus perlu di cek terlebih dahulu port untuk samba sudah
terbuka atau belum, bila sudah terbuka maka didepannya tidak boleh ada tanda
#, seharusnya barisnya seperti dibawah ini dalam /etc/services
netbios-ns 137/tcp nbns
netbios-ns 137/udp nbns
netbios-dgm 138/tcp nbdgm
netbios-dgm 138/udp nbdgm
netbios-ssn 139/tcp nbssn 

Untuk menjalankan daemons samba dari inetd, tambahkan baris berikut ini
ke dalam file konfigurasi inetd, /etc/inetd.conf 
# SAMBA NetBIOS services (for PC file and print sharing)
netbios-ssn stream tcp nowait root /usr/sbin/smbd smbd
netbios-ns dgram udp wait root /usr/sbin/nmbd nmbd

Setting di Client
Untuk dapat terhubung dengan samba server banyak cara yang bias
digunakan. Cara pertama Anda cukup membuka Windows Explorer dan pilih My
Networks Places – Entire Netwok –Microsoft Windows Network. Secara otomatis
bila kita memang sudah terhubung dengan jaringan samba, maka nama
workgroup sharing akan ditampilkan.
Ketika Anda mengklik salah satu direktori yang di share, maka muncul
dialog box yang akan menanyakan nama user yang akan masuk beserta
password.
Cara kedua dapat dengan klik kanan My Computer, pilih Properties,
Computer Name. Atau klik table Network ID dan jalankan Network Wizard.
Masuk ke Computer name Change
Member Workgroup Off diganti dengan Domain sehinggan pada wakti Login,
langsung ke Primary Domain Controler (PDC)
Mengakses Computer Samba Dari Windows Tanpa Domain Control

Contoh Beberapa Konfigurasi Samba untuk beberapa keperluan
Direktori pribadi yang hanya bisa digunakan oleh user justice. Catatan, bahwa
user justice memerlukan hak akses write di direktori ini dan sudah harus
dibuatkan usernya terlebih dahulu.
[justicedir]
comment = Ruangan pribadi justice aka Hari Sudibyo
path = /home/justice
valid users = justice
public = no
writable = yes
printable = no
Gunakan konfigurasi dibawah ini jika Anda hanya ingin berbagi satu buah
direktori dengan dua orang user (Misalnya user hari dengan agung)
[myshare]
comment = Tempat untuk Agungxtwo dan Hari
path = /home/haga
valid users = agung hari
public = no
writable = yes
printable = no
create mask = 0765
 
untuk membuat direktori diatas dapat dibaca oleh public, tetapihanya dapat
ditulisi oleh user yang masih dalam grup staff,ubahlah menjadi seperti ini
[public]
comment = Public Stuff
path = /home/public
public = yes
writable = yes
printable = no
write list = @staff
untuk sharing direktori dan bisa digunakan oleh public maka buatkan kloning dari
section [temp] dengan menambahkan baris seperti ini
[public]
comment = Public Stuff
path = /home/public
public = yes
writable = yes
printable = no
V. Kesimpulan
Samba merupakan aplikasi UNIX yang memanfaatkan protocol SMB
(Server Message Block). Samba memungkinkan mesin Linux berkomunikasi
dengan mesin Windows. Samba juga bisa digunakan untuk berbagi/share file
dan printer pada semua komputer yang terhubung ke jaringan, Meskipun tidak
semua fungsi Windows NT bisa digantikan oleh samba, tetapi hampir seluruh
tugas pokok Windows NT PDC sudah bisa ditagani oleh samba. Berikut ini
adalah beberapa tugas PDC yang bisa ditangani oleh samba :
§ Menyediakan layanan log on ke domain untuk klien Windows 95/98, NT, 2000, XP dengan menggunakan database password terpusat.
§ Memberikan hak administratif terhadap user – user domain tertentu.
§ Memberikan policy tertentu kepada workstation Windows 95/98, NT, 2000,
XP.
§ Memberikan log on script kepada user – user yang melakukan log on ke
domain.
§ Mengelola profile untuk user – user domain.
§ Melakukan validasi user yang menggunakan sistem lain melalui protocol
SMB.
  
Sharing Pada Sistem Windows
Berbagi file dan folder merupakan cara yang sangat membantu dalam pekerjaan,
jika pekerjaan itu harus dikerjakan secara bersama. Atau ada rekan sekerja yang
meminta file milik Anda, maka ia tak repot datang ketempat Anda. Dengan begitu
Anda tidak terganggu dan rekan sekantor juga tidak perlu capekcapek harus
mendatangi anda. Untuk dapat membagi file dan folder cukup lakukan langkah-
langkah berikut.
1. Buka My Documents.
2. Untuk membuka My Documents, klik Start, dan kemudian klik My
Documents.
3. Klik file atau folder yang ingin anda share.
4. Kemudian Drag file atau folder kedalam Shared Documents
Cara diatas merupakan salah satu cara berbagi file yang kurang praktis, karena
menyalin file ketempat lain dan itu sama saja seperti copy paste file, sehingga
menghabiskan ruang harddisk dan waktu. Cara yang sederhana untuk berbagi
file dengan rekan kita cukup dengan langkah-langkah berikut.
1. Buka Windows Explorer
2. Untuk membuka Windows Explorer, klik kanan pada tombol start, dan
kemudian klik Explorer.
3. Klik kanan pada file atau folder yang ingin Anda share, kemudian klik
Sharing and Security ... maka akan ditampilkan gambar berikut
 P { margin-bottom: 0.08in; }
4. Bila anda sudah berhasil melakukan sharing file, pastikan ada gambar
tangan pada folder yang anda share.